Wednesday, June 11, 2014

Sosial: Perubahan Sikap



Sosial: Perubahan Sikap
A. Definisi Perubahan Sikap
Sikap dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “perbuatan, perilaku, atau gerak”, sedangkan dalam kamus Psikologi oleh Chaplin, diungkapkan bahwa “Sikap” berarti “Satu predisposisi atau kecenderungan yang relative stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau untuk mereaksi dengan satu cara tertentu terhadap pribadi lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu”. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi perubahan sikap yaitu “Peralihan atau pergeseran kecenderungan untuk bertingkah laku terhadap suatu objek karena adanya suatu perubahan dari lingkungannya”.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap
Perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal (individu itu sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
2. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.

C. Teori-Teori Perubahan Sikap Dan Tokohnya
1. Teori Rosenberg
Teori Rosenberg dikenal dengan Teori Affective-Cognitive Consistency dalam hal sikap, dan teori tersebut juga kadang-kadang disebut teori dua faktor karena didalamnya memusatkan perhatian pada hubungan komponen kognitif dan komponen afektif. Rosenberg menambahkan bahwa pengertian kognitif dalam sikap tidak hanya mencakup tentang pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan objek sikap, melainkan juga mencakup kepercayaan tentang hubungan antara objek sikap dengan sistem nilai yang ada dalam diri individu. Komponen afektif berhubungan dengan bagaimana perasaan yang timbul pada diri seseorang yang menyertai sikap baik bersifat positfi atau juga negatif terhadap objek sikap.
Rosenberg berpendapat bahwa hubungan antara komponen afektif dan komponen kognitif selalu dalam keadaan konsisten. Hal tersebut bermakna bila seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek, maka indeks kognitifnya juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2. Teori Festinger
Teori Festinger dikenal dengan teori Disonansi Kognitif (The Cognitive Disonance Theory). Dasar dari teori ini adalah jika seseorang memiliki dua ide dan pikiran yang bersifat simultan dan saling berkontradiksi, maka orang tersebut akan mengalami disonansi kognitif, misalnya, seorang perokok yang mengerti bahwa merokok dapat mengakibatkan penyakit kanker paru-paru.
Kognisi : “saya seorang perokok”
Tidak sesuai kognisi : “merokok dapat mengakibatkan sakit kanker paru-paru”
Kondisi yang seperti di atas, membuat seseorang akan berada dalam keadaan “Disonansi”.

Disonansi dapat menyebabkan ketegangan psikologis yang mendorong seseorang untuk mengurangi disonansi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut cara untuk mengurangi atau menghilangkan disonansi yaitu :
a. Merubah Perilaku
Perilaku yang tidak cocok (disonansi) dengan apa yang diketahui atau kepercayaan maka dapat ditempuh dengan jalan mengubah perilaku sesuai dengan apa yang diketahui atau sesuai dengan kepercayaan, misalnya, seorang perokok yang mengetahui bahaya merokok yang dapat mengakibatakan penyakit kanker paru-paru, maka untuk menghilangkan disonansi perokok itu berusaha untuk tidak merokok lagi.
b. Mengubah Lingkungan
Seseorang yang berhasil mengurangi disonansinya, maka diharapkan dapat juga mengubah lingkungannya, misalnya perokok itu mampu meyakinkan teman-teman atau saudara-saudaranya bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.
c. Menambah Elemen Baru
Apabila dua cara di atas masih sulit dilakukan, maka dapat dicari elemen baru untuk mengurangi disonansi yang terjadi atau mengimbangi, misalnya, para dokter yang merokok padahal mereka tahu mengenai bahaya rokok bagi kesehatan, atau mencari dukungan yang menyatakan bahwa merokok tidak menyebabkan penyakit kanker paru-paru.

D. Proses Perubahan Sikap
1. Mempelajari pesan
Mempelajari pesan merupakan hal yang penting dalam perubahan sikap. Dalam hal ini, komunikator harus lebih efektif dalam menyampaikan pesan agar pesan tersebut dapat diingat, dipelajari, dan dipahami oleh pihak komunikan.
2. Alih perasaan
Kita dapat berpikir positif terhadap sesuatu apabila ada suatu keterikatan atau ada hal lain yang dapat meningkatkan perasan tertarik terhadap suatu objek.
3. Mekanisme konsistensi
Pendekatan ketiga muncul dari teori konsistensi dan menekankan bahwa inkonsistensi menumbulkan ketegangan psikologik. Menurut teori konsistensi, inkonsistensi akan terasa tidak menyenangkan bagi anda dan akan menuntun anda untuk melakukan perubahan.
4. Perubahan Sikap
Berubahnya kecenderungan untuk berperilaku karena telah dipengaruhi oleh perubahan yang ada pada lingkungannya.
5. Menghina sumber, dapat dilakukan apabila sumber berusaha mengubah kekonsistenan kita dengan cara atau pengaruh berupa hal-hal negatif. Cara ini sangat efektif karena tidak saja menyingkirkan ancaman dari argumen yang ada saat itu, tetapi juga membuat argumen yang akan dikemukakan lawan menjadi kurang kekuatannya atau tidak ada artinya.
6. Pengubahan pesan, cara ini dapat dilakukan untuk mengurangi kesenjangan terhadap penerimaan pesan. Misalnya Kepala Dinas Kesehatan mengatakan bahwa mrokok benar-benar berbahaya karena dapat menyebabkan kanker paru-paru. Para pecandu rokok yang membaca pesan itu mengambil keputusan bahwa Kepala Dinas Kesehatan menganjurkan untuk mengurangi merokok. Para perokok dapat melakukan hal tersebut karena ketika membaca artikel tersebut mereka salah menangkap isinya.
7. Penolakan Terselubung dilakukan dengan cara menolak argumen yang diterima tanpa alas an yang nyata dan jelas, bukannya melemahkan argumen berdasarkan logika atau melemahkan argument dengan menyerang sumbernya.


DAFTAR PUSTAKA

Azwar. S.2003. Sikap Manusia “Teori dan Pengukurannya” Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Chaplin, C. P.1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Dayakisni, T., & Hudaniah.2003. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press
Feldman, R. S.1995. Social Psychology. New Jersey: Prentire Hall
Gerungan.2004.Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Marjo, Y. S.1997. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Surabaya: Beringin Jaya
Surabaya
Sears, D. O., Freedman, J. L, & Peplau, L.A. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Soekanto, S.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo Persada
Walgito, B.2002. Psikologi Sosial “suatu pengantar”. Yogyakarta:ANDI
+

No comments:

Post a Comment